CCK – Cari Cincin Kawin yang Cocok

image

Karena aku sama Yozzi bukan orang yang suka pake cincin, dari awal kami sepakat cincin cuma simbol dan kami ga akan pakai, tapi harus ada. So walaupun minggu depan mau lamaran, kami tenang-tenang aja (sebenernya keseluruhan lamaran ini kami tenang-tenang aja, ga ngurusin apapun, cuma tinggal bawa diri aja kam?).

Tiba-tiba Bapaknya Yozzi nelepon, suruh nyari cincin. Untung lagi ada Ibu di Jakarta, yang tadinya mau cari bahan buat seragam ke pasar baru jadinya memutuskan untuk cari cincin.

Sayangnya aku sama Yozzi sama-sama bloon soal perhiasan, kami yang jadi guidenya Jakarta ga punya ide sama sekali untuk nyari di mana. Di toko emas di mallkah? Atau di ITC? Atau di Pasar? Googling dan tanya-tanya, yang ada di ITC atau pasar pasti lebih murah harga per gramnya daripada di mall. Terus aku inget Ibu-ibu di kantor katanya kalau beli emas tiap jam istirahat tuh ke Cikini. Jadilah kami ke Cikini Gold Center, yang setauku satu gedung isinya toko emas semua dan baru dibuka.

Setelah sampai sana, duile sepi banget. Setelah digali, ternyata karena 1. Hujan besar, 2. Minggu rata-rata tutup, 3. Toko-toko emas di sekitaran Cikini itu belum semuanya pindah ke Cikini Gold Center. Pas datang ke lantai toko emas, cuma ada kami doang pelanggannya. Hahahaha.. Tapi makin lama, beberapa calon pembeli berdatangan.

Puter-puter, akhirnya kami menambatkan hati di toko Harmoni Wijaja. Soalnya gara-gara harga pastinya, kami dikasih murah. Berbekal pengalaman datang ke toko sebelumnya yang berbaik hati membreakdown komponen harga pembentuknya, kami meminta toko harmoni melakukannya juga. Harga per gram emasnya termasuk murah (tapi bisa lebih murah lagi kalau beli ready stock), ongkosnya murah, trus (karena aku minta model diamond soliter yang sangat jadul klasik) diamondnya juga dikasih muraaaaah. Selisihnya ampe 1.3 jutaan dari toko Orient yang kayakmya lebih banyak dikenal (itu juga setelah nego abis-abisan sama Orient).

Trus entah kenapa pas pertama kali masukin cincin ke jari, punya Harmoni terasa lebih lembut dan kasar dibanding cincin yang dijual di toko lain. Hahahaha… Tapi kalau dibilang “comfort fit” atau “standard fit” si yang punya ga terlalu ngerti, mesti ditunjukin gambarnya baru “oooh”.

Anyway, tentang model yang kami pilih.. Sekian kali aku mencoba tanpa hasrat, sambil seringkali bilang “ga suka dan ogah pake cincin” ke Ibu dan Yozzi. Aku bener-bener ga suka model cincin nikah yang bold begitu. Terus akhirnya aku nyeletuk, kenapa sih ga ada yang pake model soliter buat nikah? Si mbaknya bilang, “Ada aja kok yang pake soliter.”

Si cincin soliter itu aku coba daaaaan ah, that’s the kind of ring i want. Elegan dan jadul klasik. Yozzi sama Ibu juga bilang aku lebih bagus pake itu. Sekarang tinggal Yozzi, yang jelas ga mungkin pake model soliter itu. Dengan badan dan jari dia yang besar, dia tetap lebih cocok pake model cincin kawin konvensional yang lebar. Jadilah, cincin kami seperti yang ada di foto.

Yawes, model tak mesti sama. Yang penting sama-sama menyayangi, ohohoho….

*dan mungkin aku bakal dihujani komentar “Itu mah paling banter engagement ring, bukan wedding ring!”

2 thoughts on “CCK – Cari Cincin Kawin yang Cocok”

Leave a comment