Baca! Antara Lux, Sunsilk, dan Molto

Setelah lama naksir dengan majalah MIX, baru kali ini aku bisa beli dan baca. Lho, kenapa? Soalnya setiap kali ada MIX, pasti ada SWA yang notabene adalah majalah induk dari si MIX. Nah kalau udah ada 2 comparison begini, aku pasti milih SWA yang isinya buatku memang menarik – seringkali bercerita tentang strategi-strategi CEO dalam mewujudkan misi perusahaannya. Kebetulan, karena untuk edisi saat ini topik-topik di SWA sedang tidak terlalu menarik dan yah… most of all, ngebosenin juga sih ngebaca kisah-kisah para CEO yang terkadang ga jauh beda, akhirnya aku pilih MIX (majalah tentang marketing – hampir selalu membahas kualitativenya seperti strategi pemasaran, jangan harap menemukan analisis kuantitatif seperti analisis pasar dll di sini).

Pas dibaca, kayaknya soulku emang lebih ke marketing. Haha… menarik sekali untuk mengetahui apa yang terjadi di balik iklan yang kita sering lihat di TV, program-program yang bersifat mengumpulkan massa yang sering terjadi di kota-kota besar sambil mengusung merek tertentu, atau mengetahui sebenarnya apa sih yang sedang terjadi di balik perang tarif operator GSM dan CDMA.

Sebagai contoh nih, udah tau kan iklan baru dari produk Unilever seperti Molto, Lux, dan Sunsilk yang…. Entahlah, kalau buatku, iklan itu ga meaning apa-apa. Tidak dapat mengomunikasikan dengan baik apa kelebihan dari si produknya. Sunsilk misalnya, did any of you could tell me what’s the meaning behind the words “Sebab hidup tak bisa menunggu? Or, what the hell Krisdayanti’s doing there? Wasn’t she too old to be an endorser of a shampoo brand??? Dan kenapa juga ada Marylin Monroe yang udah jadi mayat serta Madonna yang kayaknya juga ga tau ada negara yang namanya Indonesia *berlebihan*??

Atau coba pikir, mending melihat kecantikan asli kan daripada kecantikan animasi? Then why oh why they communicate the “beauty” by Lux  with animation yang ga ada mirip-miripnya sama kehidupan nyata? It’s just like artificial, ya ga? * dan efek yang ditimbulkan setelah Luna pakai “batu biru” – yaitu diliatin cowok-cowok ketika dia melintas – adalah lantaran bajunya yang terbuka (sebelumnya kan dia pake baju ala tudor yang tertutup sana sini, setelahnya malah pake cocktail dress), bukan wanginya! *

Or Molto, ketika si Andy menunjukkan kalau dia masih harum setelah dikurung 7 hari, apa kita dapat merasakannya? Apa kita dapat merasakan apa yang boneka kain rasakan (yang bertindak sebagai penonton) ketika Andy keluar? Oh oke, TV ga bisa mengirimkan bebauan, tapi mana yang lebih bisa kita rasakan, melihat sorak sorai boneka kain atau melihat anak-anak yang betah di tempat tidur karena spreinya wangi dan lembut (sambil dicium-ciumin)?

Setelah lama bertanya-tanya, maksud dari iklan-iklan di atas itu maksudnya apa (terutama Sunsilk, seriusan kaga ngerti!), di majalah MIX aku baru menemukan jawabannya.

MIX meminta pendapat dari para marketing manager dan brand managernya Unilever. They said that it’s just a campaign period (untuk Lux dan Molto). Alias, komunikasi dalam bentuk animasi ini Cuma sekedar lewat untuk refreshing biar ga bosen dan berbeda sama iklan konvensional.  Jadi, jangan heran, dalam iklan Lux dan Molto lain, mungkin di kemudian hari sudah berubah menjadi Tamara Blezinsky lagi atau anak yang ditinggal dengan satu lemari dengan 7 pakaian untuk 7 hari yang tetap wangi (just like we see before). *Tau deh kalo yang diwawancara Cuma ngeles lantaran udah tau iklannya kagak efektif dan ga meaning*

Kalau sunsilk, ternyata arti dibalik sebab hidup tak bisa menunggu adalah karena berdasarkan survey, setengah dari perempuan di berbagai sudut dunia memilih bersembunyi di dalam rumah karena tidak percaya diri saat mereka tidak bahagia dengan rambutnya. 94 % dari perempuan Indonesia menyatakan bahwa rambut dapat membuat mereka percaya diri dan bahagia. Nah, gara-gara hasil survey tersebut dilahirkanlah tagline tadi, supaya perempuan-perempuan Indonesia ga usah takut dan ga usah percaya diri karena udah ada Sunsilk yang membuat rambutmu indah. Cepat! Karena hidup ga bisa nunggu kamu PD dulu… gitu…

Alasan pilih Madonna dan Marylin Monroe adalah karena gaya rambut mereka turut menandai perubahan hidup yang mereka alami, mereka juga inspirasi bagi perempuan di seluruh belahan dunia *katanya*. Lantas, kenapa Krisdayanti? Krisdayanti itu konon katanya ikon lokal yang image nya emang terpelihara dengan baik (yah, emang sih salah satu syarat jadi endorser adalah IMAGE si endorser itu sendiri, masa kita mau pasang Dewi Perssik sebagai ikon produk baju muslim???). Walaupun dia udah banyak dipake sama brand lain (let’s say Indomie & Roma Kelapa bareng 3 Diva, Laxing, dll), Unilever dengan exposure media yang tinggi berharap kalo mereka bisa “mengkudeta” Krisdayanti menjadi brand icon Sunsilk. *ah, tetap aja ga nyambung antara tagline dan model-modelnya*

Begitu… menarik kan?  Selain itu banyak cerita-cerita lain juga di balik Aqua Keluarga Aksi yang sukses menelurkan AQUArobics – senam sehat yang dirancang khusus oleh pakar dari Reebok University – katanya gerakannya lucu dan beda, atau tentang trade promo yang menjadikan retailer (toko-toko dan agen) posisinya lebih kuat dibandingkan produsen lantaran retailer punya posisi tawaran yang lebih tinggi, atau hasil dari kontes IseNG yang kali ini memaparkan proposal marketing dari pemerhati marketing tentang “Kalau Saya Brand Manager Operator Seluler”. Lucunya, ketiga pemenang kontes tersebut bilang bahwa perang harga benar-benar tidak bijak dan akhirnya mereka memilih cara-cara yang lain yang lebih kreatif untuk meraup dan mempertahankan pasar telekomunikasi Indonesia.

Pesan dari postku kali ini adalah, banyak baca banyak tahu. Ga usah takutlah untuk membaca sesuatu yang baru, karena itu malah bisa membuatmu lebih tahu lagi akan banyak hal. Ayo budayakan baca!

*Buat Unilever dan MIX, karena aku udah bantu mempublikasikan dan mempromosikan anda, aku tolong dibayar ya… hehhehe*

 

3 thoughts on “Baca! Antara Lux, Sunsilk, dan Molto”

  1. Wahh. Rass..
    dulu setiap liat iklan sunsilk atau billboardnya pasti aku nanya2 dlm hati. Maksudnya apa?? Emang krisdayanti dll di iklan itu knp? hubungannya sama kata-kata ‘sebab hidup tak bisa menunggu’ apa? hehe. jadi ngerti.. makasi makasii…

  2. aslm,,ras
    Lagi passionate ama marketing ya…^^
    Aku baru nyadar bahwa sgala kebijakan marketing tuh kuat dasarnya, kyk tagline sunsilk pake data statistik ttg perempuan spt yg kamu jelasin..

    Mkc y ud menyebarkan minatmu ttng dunia marketing ras, aku juga jadi terjangkit “virus” itu.

  3. @ asti..
    wah, satu lagi pertanyaan terpecahkan. bwahaha. sama2 asti… eh, btw belum traktiran!

    @ hanief
    waal. udah lumayan lama sih nief, sejak ibu ngebawain buku “Positioning, Differentiation, & Brand” nya Hermawan Kertajaya pas liburan keluar SMA dulu. Baca deh nief, tu buku luar biasa!!! Dengan buku itu aja bisa jadi kamu udah tau 50% marketing tu isinya apa *berlebihan* hehe…
    kebetulan juga business game yang kemaren ttg marketing ya?? hehe.. tapi itu kuantitatif banget. aku lebih suka yang kualitatifnya, hoho.
    sama2 nief…
    ada milis yang menarik ttg marketing di
    marketing-club@yahoogroups.com
    belum buka sih, tapi nampaknya menarik =)

Leave a reply to Hanief Meinanda Cancel reply