Pisang Molden

Seminggu yang lalu aku minta dikirimin pisang bolen sama kerupuk-kerupuk dari Indonesia buat acara Indonesia seminar di Lab, soalnya aku kebagian nyediain makanan. Pisang bolen ini pun spesial dibawain buat tanda terimakasih untuk Sensei.

Akhirnya dikirim tuh dari Bandung, hari Rabu minggu kemarin, 3 dus pisang bolen dan kerupuk-kerupuk. Aku udah membayangkan lezatnya makan pisang bolen Jumat kemarin, karena aku punya jatah satu dus hehe…

Ternyata hari Jumat belum nyampe. Emang butuh 4 hari jadi normalnya datang Sabtu. Tapi yang namanya paket kan sabtu minggu suka ga beroperasi… Jadi diperkirakan datangnya Senin. Ibu bilang sih gapapa karena pisang bolennya tahan satu minggu.

Senin malam, aku udah siap-siap ngecek mailbox ketika Dita bilang kalau tadi sore jam 3 ada paket buat aku. Cuma karena Dorm officernya lagi ga ada, si tukang posnya balik lagi. Luluh harapanku ngambil paket malam itu, ditambah lagi dengan masalah ini itu, jadilah mail box ga aku cek dan berharap besok tukang posnya datang lagi.

Hari ini aku trace paketnya dan tertulis bahwa kemarin jam 3 sudah diterima. Padahal kata Dita tukang posnya balik lagi… Aku telepon tuh call centernya, menghabiskan entah berapa ribu yen, cuma untuk dapat informasi yang sama kalau paketnya udah diterima jam 3 kemarin. Tapi si mbak-mbaknya yang berlogat India bilang, “Please check your dorm officer again.” dan dia insist. Akhirnya aku cek deh tuh, jam 1 siang ini, dan paketnya ADA. Berarti si tukang posnya emang nungguin dorm officernya kemarin.

Langsung kubuka. Yang pertama kucek pisang bolen. Dan Ya Allah udah bau tape… Molding sampai kedalam-dalamnya. Ga ada yang selamat. Bahkan sereh sama daun jeruk yang diselipin buat bumbu masak Jumat nanti juga ikut berjamur.

Si pisang bolennya emang expire tanggal 25 ternyata. Ditambah lagi kondisi Tokyo yang kelembabannya bisa sampai 80%, ga ada makanan yang ga selamat dari jamur. Akhirnya 3 kotak pisang bolen itu benar-benar dibuang begitu saja. Mau tahu berapa yang ibuku habiskan dengan pisang bolen yang dibuang itu? Hampir 400 ribu rupiah.

Sedih jelas. Tapi entah kenapa ada sedikit kesal terselip. Entah kenapa ingin menyalahkan kejadian kemarin yang bikin aku ga ngecek mailbox. Entah kenapa semua yang aku lakukan kemarin, sia-sia, walaupun aku tahu sebenarnya ga ada hubungannya.

Cuma bisa sabar, ga boleh nyari kambing hitam. Semoga pisang bolennya berbicara yang baik tentangku di hari pertimbangan nanti.

4 thoughts on “Pisang Molden”

  1. hemm sangat disayangkan harus dibuang 😦
    memang, klo kemarin di cek tepat waku masih lom expired yah.. hemm..
    oh iya sekedar penasaran, pisang molden tuh apa ya??
    pisang molen maksudnya?? (O_o)

    cari di google ga nemu hasil yg match soalnya :p

  2. Eh ini udin jelek yang dulu pernah ngomen ya?
    lama tak sua di blog haha..

    iya pisang molen maksudnya. atau pisang bolen. tapi karena jamuran (mold), aku panggil pisang molden. hahaha

Leave a reply to udin jelek Cancel reply